Bible Study

Doktrin GPdI Tentang SOTERIOLOGI (Keselamatan)

  1. Pengakuan Iman GPdI

Pokok-pokok doktrin GPdI telah dituangkan secara sistematis, substansial, ringkas dan padat dalam Pengakuan Iman GPdI. Sedemikian pentingnya Pengakuan Iman ini bagi seluruh pimpinan dan anggota GPdI sehingga mendapat tempat khusus dalam Anggaran Dasar GPdI, yaitu Bab III Pasal 6.

Khusus mengenai keselamatan (soteriologi) tercantum pada butir 7 Pengakuan Iman, berbunyi sebagai berikut :

“Kami percaya keselamatan orang berdosa, roh, jiwa dan tubuh, karena anugerah oleh iman dan karya salib Kristus; dan semua orang tebusan-Nya harus mempertahankan keselamatan, kekudusan, kesetiaan dan bila tidak memeliharanya keselamatan itu dapat hilang (Efesus 2:8,9; Roma 10:9,10; 1 Korintus 1:28; Filipi 2:12; Matius 24:13; Ibrani 3:12; 2 Petrus 2:20-22; 1:4-11)

Inilah doktrin soteriologi GPdI dalam rumusan satu alinea.

Jadi, semua warga GPdI hanya memiliki satu pernyataan iman tentang keselamatan, tidak ada yang lain-lain.

  1. Rupa-rupa angin pengajaran.

Dalam Efesus 4:13, Gereja Tuhan diperingatkan agar jangan tinggal anak-anak, karena apabila tidak bertumbuh menjadi dewasa akan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran. Dalam doktrin keselamatan juga ada rupa-rupa pengajaran, yang bagaikan angin membuat pusing kepala banyak warga Kristiani yang terperangkap dalam ngotot-ngototan dan bantah-bantahan, misalnya antara Soteriologi Calvinisme dengan Armenianisme, antara tulp dan remonstran, antara predistinasi dan kebebasan, antara ordo solutis dengan rekonsiliasi objektif dan pembenaran oleh iman. Belum lagi pandangan dari Bath, Berkhof, dll. Begitu ramainya pandangan-pandangan teologi yang beragam dan berbeda sehingga gereja terpilah-pilah dalam berbagai kubu kecil, lalu saling serang menyerang, sementara itu Iblis musuh gereja berkeliaran dengan tawa terbahak-bahak sementara orang-orang berdosa berguguran tanpa mendapat kesempatan mendengar kabar Injil keselamatan.

Iblis berhasil mengecoh sebagian kalangan Kristiani dengan kesibukan saling berargumentasi, saling menghakimi, menunjukkan egonya masing-masing dan mengalihkan perhatian dari fokus panggilan kita yaitu memenangkan jiwa-jiwa bagi Kerajaan Allah dan mendewasakan kerohanian orang-orang percaya.

  1. Menjawab Pertanyaan tentang Soteriologi

Kendati doktrin keselamatan tidak perlu diperdebatkan, kita tidak menutup diri untuk bertanya-jawab dalam suatu percakapan mengenai apa dan bagaimana keselamatan.

Pdt. Eddy Kaswoan MTh menyodorkan kepada saya beberapa materi yang sering dipercakapkan dan memiliki pengaruh kepada pemantaban pemahaman doktrin GPdI tentang soteriologi, yaitu :

  1. Keselamatan bersyarat atau tidak bersyarat
  2. Keselamatan bisa hilang
  3. Keselamatan diberikan dengan kedaulatan Allah dan kehendak bebas
  4. Metoda penyelamatan
  5. Predestinasi yang dibedakan dari sekali selamat tetap selamat
  6. Jalan keselamatan atau ordo solutis
  7. Dasar keselamatan dari pihak manusia : iman
  8. Kepastian keselamatan

Saya mencoba menguraikan secara singkat komentar saya atas materi-materi ini, tetapi saya juga ingin menyatakan bahwa tidak seorangpun dapat menjawab dengan sempurna. Apalagi kalau seseorang sudah tegar hati, penjelasan yang betapapun bagusnya, orang itu tidak bakal menerimanya.

Karena itu, sekali lagi kita tidak boleh terjebak dalam perangkap kubu Augustine-Calvin atau Armenius-Wesley, atau Bath-Berkhof, melainkan peka kepada tuntunan Roh Kudus, kita kembali kepada Kitab Suci, Alkitab, yang orisinil, utuh dan memahaminya secara komprehensif dan balans.

  1. Keselamatan adalah Anugerah Tuhan dan Responsibilitas Manusia

Konsep keselamatan sebagai “unconditional election” (pemilihan tak bersyarat) disanggah oleh kaum Remonstrant.

Kalangan kaum injili, pentakosta, kharismatik dan golongan “gelombang ketiga” kokoh dalam sikap bahwa keslamatan dapat terwujud dalam diri manusia melalui “satu jalan” yang teraplikasi dalam “suatu proses”. Berarti ada suatu “conditional”.  

Alkitab dengan sangat jelas dan tegas menyatakan keselamatan adalah anugerah Tuhan (Efesus 2:8). Dan Alkitab juga dengan sangat jelas dan tegas menyatakan bahwa Keselamatan yang dianugerahkan Tuhan tidak dapat dimiliki manusia tanpa melalui suatu respon yang proaktif dari manusia. Anugerah atau kasih karunia atau pemberian berupa keselamatan tidak dapat diterima manusia apabila tidak ada tindakan responsibilitas yaitu pertobatan (conversion and repentance), iman dan regenerasi (lahir kembali atau lahir baru).

Keselamatan telah dibayar oleh Kristus. (I Korintus 6:20, I Petrus 1:18-19). Karena itu ada Penebusan. Dalam hal ini, karena telah dibayar Kristus, keselamatan dianugerahkan. Untuk menerima anugerah yang cuma-cuma itu Tuhan memanggil umat manusia – bukan hanya sekelompok atau orang-orang tertentu, bukan saja suatu bangsa, suatu kaum, suatu suku atau satu bahasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (Matius 24:14, Kisah 17:30, 2 Petrus 2:9, Yohanes 3:16).

Namun semua orang itu, dan agaknya tidak akan semua, harus meresponi dengan menerima  undangan atau panggilan Tuhan itu, dan percaya (Yohanes 1:12).

Sebab hanya siapa yang percaya akan diselamatkan (Markus 16:15).

Keselamatan menjadi sesuatu dinamis, proaktif dan dua arah.  

  • Predestinasi sebagai Takdir atau Dipilih dalam Kristus

Pemahaman bahwa pemilihan orang-orang yang diselamatkan Tuhan sebelum dunia dijadikan cenderung menjadi anggapan bahwa keslamatan sudah ditakdirkan bagi orang-orang tertentu. Sebab anugerah Tuhan berhubungan erat dengan kedaulatan Allah untuk memilih siapa yang disukainya. Persepsi ini membuat keslamatan sesuatu yang pasif, dan melanggar kaidah Allah yang dinamis, kreatif dan proaktif.  

Benarkah kita harus pasrah menerimaNya ?

Alkitab sangat jelas menguraikan bahwa keslamatan manusia bukanlah takdir. Tetapi prakarsa dan tindakan Allah yang musti disambut dengan responsibilitas manusia.

Pemilihan adalah inisiatif Allah untuk menyelamatkan, tetapi jangan dilupakan bahwa pemilihan itu bersentral di dalam Kristus. (Efesus 1:4).

Kawasan di dalam Kristus, memiliki implikasi yang sangat luas, sebab Efesus 1:4,5 yang menengahkan predestinasi di dalam Dia berhubungan erat dengan mendengar firman kebenaran dan Injil keselamatan di dalam Dia (Efesus 1:13). Kita tahu Injil keselamatan itu untuk semua bangsa, karena itu Rasul Paulus, penulis surat Roma dan Efesus, dipanggil menjadi rasul dan Hamba Kristus; Kristus yang mati untuk semua orang (2 Korintus 5:17).

  • Kedaulatan Allah  dan Kebebasan Memilih Manusia

Kedaulatan Allah dan Kemahatahuan Allah tidak dapat dianalisis dengan nalar manusia. (I Korintus 1:16, Yesaya 55:9). Namun kita dapat memiliki pikiran Kristus. Dan pikiran Kristus dapat secara jelas kita ketahui melalui FirmanNya. Ia membayar dosa seluruh umat manusia yang total deprivity  itu agar manusia dapat diselamatkan.

Kebebasan memilih manusia ada dalam alam kedaulatan Allah. Sebab Tuhan menciptakan manusia dengan kehendak bebas. Karena itu, anugerah Allah pun ada dalam skala kedaulatan Allah, keslamatan oleh anugrah bagi setiap manusia juga adalah kedaulatan Allah.

Bahwa nanti tidak semua manusia akan selamat, akibat hak kebebasan memilih manusia, itu pun dalam kedaulatan Allah.

Yang harus kita lakukan ialah menjadikan soteriologi suatu tawaran Allah yang indah dan mulia untuk semua umat manusia.

Itu sebabnya dalam kedaulatan dan kebebasan memilih kita musti memberitakan Injil.

  • Sekali Selamat Tetap Selamat dan Kepastian Keslamatan

Telah diutarakan bahwa keslamatan adalah suatu proses yang dinamis, proaktif dan dua arah.

Keslamatan suatu yang pasti tetapi sekaligus sesuatu yang diancam untuk digagalkan.

Dari sejak awal manusia, Iblis selalu berusaha menjatuhkan manusia. Injil Yohanes menyatakan Iblis bertujuan mencuri, membunuh dan membinasakan. Tetapi Puji Tuhan, di tangan Tuhan, Iblis tidak berkuasa merebut orang-orang yang selamat. (Yohanes 10:28-29).

Yang dapat membuat keselamatan tidak aman, tidak pasti dan tidak kekal, adalah diri manusia itu sendiri. Sebab dalam kedaulatan Allah, manusia tetap memiliki kebebasan memilih. Manusia bukan robot, kelebihan manusia dari semua ciptaan Tuhan ; bahwa ia memiliki jiwa, pikiran dan kehendak yang bebas. Iblis tidak dapat menggagalkan keselamatan, tetapi ia dapat menggoda manusia untuk memilih keluar dari keselamatan. I Tesalonika 3:3-5.

Seorang yang sudah selamat dapat mundur dari Kristus (Ibrani 10:38). Ada peringatan terhadap bahaya murtad (Ibrani 3:12) Ada yang kandas iman (I Timotius 1:19) dan ada  yang imannya tidak tahan uji (2 Timotius 3:8), ada yang memalingkan diri dari kebenaran ((2 Timotius 4:4), ada yang murtad lagi (Ibrani 6:5).

Karena itu orang-orang yang telah selamat dinasihatkan agar menunjukkan kesungguhan untuk menjadikan pengharapan milik yang pasti, sampai pada akhirnya (Ibrani 6:8), dan jangan tersandung (2 Petrus 1:10). Gereja Tuhan harus tetap berjuang mempertahankan iman (Yudas 1:3), agar tetap mengerjakan keslamatan dengan takut dan gentar (Filipi 2:12).

Dari pihak Allah sebenarnya semua manusia yang sudah selamat karena kepastian keslamatan akan tetap selamat. Tetapi tergantung dari pihak manusia responnya. Sekali lagi keslamatan adalah proses aktif dua arah, dari Tuhan dan dari manusia.

Bila respon manusia bergoyang, tidak stabil, dan kemudian menarik diri, keslamatan akan hilang.

  • Ordo Salutis, Prosedur Keslamatan

Istilah ordo salutis dimunculkan oleh teolog Jakob Karpov, seorang Lutheran, pada tahun 1737. Namun istilah ini berkembang menjadi doktrin “tata-keslamatan”.

Kaum Katholik, Reformed, dll tentu saja memiliki “order of salvation” berdasarkan teologinya masing-masing.

Orde-keslamatan ini adalah suatu konsep bagaimana caranya atau prosedurnya manusia memperoleh keslamatan.

GPdI dalam buku Doktrin GPdI yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengajaran Majelis Pusat GPdI menggunakan istilah “Tahapan Keslamatan” melalui proses tahap-tahap : Pertobatan, Iman, Pembenaran (dibenarkan oleh Allah), Pengadopsian (Menjadi anak angkat), dan Pengudusan (dikuduskan).

Sebagai perbandingan, dalam gereja Roma Katholik ada tahapan-tahapan yang disebut sakramen, yaitu Baptisan, Konfirmasi, Ekaristi, Pehukuman diri dan Pengampunan. Persiapan kematian dan penyucian sisa dosa.

Orde Salutis Kaum Reformed pada umumnya adalah : panggilan efektual, regenerasi, memimpin kepada iman, pengudusan dan kemuliaan.

  1. Peran kembar Anugerah dan Iman

Keslamatan dari pihak Allah adalah anugerah yang besar, ajaib, limpah, luas dan berkuasa di dalam Yesus Kristus.

Dari pihak manusia adalah response berbentuk percaya, bertobat (repentance), berubah (conversion) dan lahir baru (regeneration).

Saya sebut peran kembar dalam keselamatan sekaligus suatu proses aktif dua-arah, prakarsa dan tindakan dari pihak Allah serta respon dan kemauan manusia.

Karena kita manusia, maka kita harus lebih fokus dalam soal percaya dan iman.

Seluruh proses pertumbuhan Kristus atau pertumbuhan gereja memerlukan action iman.

Keslamatan, baptisan air dan Roh Kudus, kesembuhan Illahi, berkat-berkat, dapat dicapai dengan percaya.

  • Jaminan Keselamatan

Keselamatan adalah unsur yang pasti, di dalam penebusan Kristus. (Roma 5:8-10). Oleh jaminan penebusan darah Kristus, kita memiliki kebranian menghadap Allah (Ibrani 10:19-20).

Jaminan kesetiaan Allah (Ibrani 10:23) menjadi pengharapan kita.

Rasul Paulus menegaskan tentang “kepastian yang kokoh” (I Tesalonika 1:5). Surat Ibrani berbicara tentang “milik yang pasti” (Ibrani 6:11). Yesus adalah jaminan kita. (Ibrani 8:22).

Ada jaminan kesaksian Tritunggal Allah dalam diri kita. (I Yohanes 5:9-12, 3:19).

Jaminan keselamatan memberikan kita posisi keamanan dalam keslamatan. Posisi yang bersifat aktif, yang terus percaya, dan yang hidup dalam Yesus Kristus, hidup dalam kebenaran Firman, serta hidup dalam Roh.

Tetaplah kerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Filipi 2:12).

Di dalam kesetiaan dan ketaatan kita kepada Tuhan dan FirmanNya, Keselamatan menjadi aman (secure), terjamin, dan pasti. Haleluyah !

Bacaan :

  1. Millard J. Erickson, CHRISTIAN THEOLOGY, Baker Books.
  2. J. Rodman Williams, RENEWAL THEOLOGY, Academic Books.
  3. Stanley J. Grene, THEOLOGY FOR THE COMMUNITY OF GOD, The Paternoster Press.
  4. Baker’s, DICTIONARY OF THEOLOGY, Baker Book House.
  5. Louis Berkhof, SYSTEMATIC THEOLOGY, WM. B. Eerdmans Publishing Co.
  6. Dep. Pendidikan dan Pengajaran MP-GPdI, SISTEMATIKA DOKTRIN GPdI.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *