Keuntungan dari Kecewa
Kecewa ternyata adalah suatu bagaian yang berdomisili di dunia yang fana, yaitu tempat yang kita tinggali juga. Apa boleh dikata kecewa seolah2 punya hak yg sama didunia, sehingga seolah2 sulit bagi kita untuk mengusirnya.
Ada seorang janda yang mengalami kekecewaan besar karena ditinggal oleh putra tunggalnya. Sangking begitu kecewa maka janda ini berusaha untuk mencari obat. Ia pergi ke seorang pintar/dukun dikampungnya dan meminta petunjuk. Lalu dukun tsb memberi petunjuk ke janda ini dgn berkata bahwa untuk janda ini bisa sembuh, janda ini harus minum dari gelas seorang warga kampung itu yang tidak pernah kecewa. Maka tentu saja janda ini memulai petualangannya. Singkat cerita tidaklah dijumpai dikampung itu seorangpun yg tdk pernah kecewa. Dgn tambah kecewa janda ini kembali ke dukun. Saat itulan sang dukun memberikan pengertian pada janda tersebut. Bahwa semua orang pernah atau sedang mengalami nasib yg sama dg janda ini. Jadi janganlah kecewa lagi sebab kecewa itu adalah lumrah / lazim. Bayangkan dukun saja mengerti soal kecewa.
Maka semestinya setiap anak Tuhan harus bisa memanfaatkan atau mencari sisi untungnya dari sebuah kekecewaan.
Kita semua tau bahwa hari2 ini orang berlomba2 cari untung. Sampe2 sampah yg tadinya sampah sekarang menjadi bahan berguna (pupuk). Nah mengapa kita tidak mencari sisi untungnya dari kekecewaan. Adalah umum bila orang berkata bahwa kecewa itu sering mewarnai hidup manusia. Tapi bagaimana kalau kita berkata bahwa kecewa itu memperkaya hidup manusia, siapa tahu kita terima nobel prize.
Sekarang pertanyaannya apakah rahasianya. Jawabannya sbb:
- pernah tahu cara orang untuk mengasa otak? Ada banyak cara; ada yang pakai teka teki silang, ada yg bermain catur dlsb. Lalu untuk melatih fisik orang berolah raga. Tetapi bagaimana untuk melatih jiwa dan mental? Banyak orang memilih hanyut terbawa dengan kekecewaan saat datang bencana. Coba belajar dari kisah Daud. Berkali2 Daud alami kecewa tetapi selalu dapat memanfaatkan kecewanya. Coba baca: I Sam.30, dalam segala hal Daud selalu dengan cepat datang kebawa kaki Tuhan dan bertanya2 kepada Tuhan, bukan datang ngamuk2 atau menggerutu dll. Bertanya2 dengan tenang dan sabar itu kunci pertama.
- pernah tahu cara pelaut menghadapi gelombang besar? Biasanya dia membalikkan arah kapal dan mengikuti arus gelombang. Terkadang ditambah dengan meringankan berat kapal. Jarang pelaut itu melawan gelombang. Bukan maksud saya untuk kita ini terbawa arus atau ikut gelombang kecewa. Tapi sebaliknya bagaimana kita ini dengan tidak melawan gelombang kecewa tetapi kemudian berusaha untuk menguasai gelombang kekecewaan. Ingat Yusuf, hidupnya yg penuh dengan kekecewaan berakhir dg happy ending. Baca kej. 45. Yusuf bahkan melihat bahwa kekecewaan yg dia alami adalah suatu alat yang diijinkan Tuhan untuk membawa dia berada diatas. Orang yang terbawa arus kecewa dan memilih untuk mundur atau lari dengan kekecewaan, adalah orang yang sulit dibawa tinggi oleh Allah. Penyerahan total kepada Allah dan kesetiaan dengan Allah adalah yang seharusnya kita buat. Janganlah kita terjebat atau terjerat dgn badai kecewa tapi pakailah itu sebagai suatu tenaga yg dasyat untuk membawa kita lebih cepat sampai ketujuan. Tambah kecewa marilah kita tambah rajin dan tambah setia dengan Tuhan. Hal ini akan membawa kita tambah cepat lulus ujian. Bisa jadi si iblis akan mabok dan geleng-geleng kepada melihat kita.
- Di setiap kemenangan yang besar, pasti ada peperangan yang besar juga. Jadi bila kita berkata ingin menjadi pemenang maka janganlah kaget bila kita berjumpa dengan kekecewaan yang begitu sengit. Untuk itu perlulah terukir selalu dibenak kita bahwa kita tidak boleh punya mental memble atau cepat menyerah atau patah semangat. Pesan sponsor; jadilah tenang – amatilah dengan cermat sebab musabab masaalah – terus berdoa – bertindak seturut kata Firman – bersukalah sebab kemenangan adalah milikmu sudah.
Kekecewaan biasanya mengarahkan kita ke hal2 yang negatif tetapi mulai hari ini gantilah dengan hal2 yg positif. Renungkanlah ayat2 berikut ini = 2Kor.4:6-18, Yak.1:2-4
lanjutan dari Firman Tuhan hari minggu 17 March 2019.