Hukum tabur tuai
Ada seorang anak muda yang datang ke gereja kami karena di ajak oleh salah satu temannya yang berjemaat di gereja kami. Saat itu saya berpikir bahwa hal jemaat pindah ke gereja dari gereja lain ke saya itu adalah hal biasa dan sederhana. Apalagi bukan saya yang ajak anak itu pindah. Tetapi jemaat yang mengajaknya pindah.
Apa yang terjadi, selang beberapa tahun kemudian, buahnya menjadi semakin jelas. Tiba saatnya anak ini kemudian pindah lagi ke gereja lain. Dari kisah ini saya belajar banyak hal yaitu:
- Apa yang kita tabur sekali waktu akan kita tuai juga. Jangan pernah tabur salah. Jangan pernah tarik atau rampas jiwa yang sudah tertanam di gereja lain. Apapun alasannya.
- lebih sakit kehilangan daripada tidak memiliki. Belajarlah bersyukur dengan jumlah jemaat yang ada. Apa artinya mengalami pertambahan jiwa yang pesat tetapi melalui cara yang salah. Sekali waktu kita tuai perbuatan salah kita. Dan saat itu, kita akan sangat tersakiti. Sebab kehilangan itu tidak enak.
- Belajarlah memutuskan sikap mudah menyerah dan sikap kurang setia. Bagi yang pernah pindah-pindah gereja; belajarlah memutuskan rantai ketidak setiaan itu. Sebab kalau kita tidak putuskan maka perhatikanlah, engkau akan berpindah lagi dan lagi. Dan jujur itu tidak baik, tidak enak dan lambat laun akan mematikan banyak nilai rohani yang baik.