Article

Barometer

Waktu saya ke gereja, adakah saya menyembah Tuhan atau menyembah manusia?

Tidak sedikit yang ke gereja ternyata tidak lagi menyembah Tuhan. Mereka datang ke gereja karena ingin mendengarkan hebatnya pembicara si a atau si b. Ada juga yang datang ke ibadah karena ada penyanyi hebat si a atau si b. Ada yang datang ke gereja karena bangga atas denominasi gerejanya, bangga atas kemegahan gerejanya, bangga atas kehebatan sound systemnya.

Bila orang ke gereja dan datang beribadah hari minggu dengan hal-hal seperti itu maka benarlah kata Firman Tuhan;

Mat 15:8  Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Orang yang datang ke gereja dengan hati yang tidak mencari Tuhan akan alami banyak kemunduran dan bukan kemajuan. Dia tidak akan pernah bisa sungguh-sungguh. Ketika di kecewakan atau alami sontohan sedikit maka dia akan pindah gereja dengan dalih-dalihnya yang dibuat-buat. Ada yang berkata bahwa dia sudah tidak lagi bertumbuh dalam gereja tersebut. Ada juga yang berkata bahwa; dia sudah tidak lagi mendapat makanan rohani dalam gerejanya, dan lain sebagainya.

Orang yang datang ke gereja dengan hati mencari Tuhan sungguh, adalah orang yang datang dengan hati tulus, penuh kerendahan hati, begitu bersemangat, karena mereka mencari Tuhan bukan mencari manusia atau apa-apa. Mereka akan memiliki sikap melayani dan suka memberi. Suka memberi hormat, senyum dan perhatian kasih Allah ke semua yang di jumpainya dalam rumah Tuhan. Sementara, yang lain adalah datang dengan hati penuh tuntutan. Menuntut di perhatikan, menuntut di hormat, menuntut di hargai dan menuntut untuk tampil.

Disisi pelayan mimbar, ada juga yang melayani Tuhan dengan kedagingan dan hati yang sangat jauh dari Tuhan. Mereka melayani Tuhan dengan hati ingin puas, dengan hati ingin di perhatikan, dengan hati ingin berkuasa atau ingin sama dengan kehebatan orang lain. Orang- orang yang seperti ini akan melayani dengan kedagingan.

Mereka akan melayani untuk di lihat orang. Mereka akan mudah alami kebosanan, kepahitan, kecewa dan masalah. Mereka akan banyak menuntut dan susah menundukkan diri. Mereka akan merasa bahwa mereka memiliki sesuatu untuk disumbangkan dan itu harus dihargai. Pelayanan mereka bermotivasi menampilkan diri dan bukan menyembah Allah. Mereka akan mencari pengakuan orang dan mencuri kemuliaan Allah.

Yang diperlukan pelayan Tuhan adalah melayani pelayanan mimbar dengan hati sungguh. Skill memang dibutuhkan tetapi doa puasa dan pengurapan adalah harga mati. Sikap rendah hati dan penuh hormat adalah barometer yang tidak kalah penting dari skill atau kemampuan. Bahkan kemampuan atau skill sangat tidak di hargai apabila hati dan motivasi adalah jahat dan tidak benar dimata Tuhan.

Seorang pelayan Tuhan yang tidak cocok dengan sesama jemaat atau sesama pelayan atau bahkan dengan pemimpinnya, harusnya bertobat atau berhenti melayani. Jelas pelayan Tuhan ini bukan melayani Tuhan tetapi melayani dirinya sendiri. Kalau semua orang itu salah dimatanya maka sebenarnya yang salah adalah dia sendiri. Mungkin orang ini ada kelainan jiwa yang harus di doakan pelepasan.

Berikutnya adalah mereka yang melayani Firman Tuhan. Pertama mereka harus bisa jadi kesaksian hidup agar Firman yang dibawanya itu jelas dalam kesahariannya. Penguasaan diri harus ada dalam hidupnya. Keduniawian bukan menjadi bagian kesahariannya.

Perlu diakui hari-hari ini ada sekian banyak yang melayani Firman karena ingin dan bukan karena panggilan. Tanpa melewati proses penggemblengan yang benar. Bermotivasi mencari uang, jati diri, pujian dan kepuasaan diri. Memang tentu saja tidak ada yang mau mengaku.

Firman Tuhan berkata; dari buahnyalah kita ini mengenal mereka. Maka buah apakah yang ditampilkan seorang pembawa firman. Adakah jemaat Tuhan melihat bahwa seorang pembawa firman Tuhan itu memiliki ketulusan. Ingin membawa jemaat Tuhan kedalam kebenaran atau hanya sekedar ingin menunjukan kehebatannya.

Penampilannya dan kesahariannya juga harus menjadi barometer pengiringan Tuhan. Kalau toh dia memang sangat diberkati, itu adalah baik dan semestinya dia itu murah hati, tidak pelit dan penuh kesederhanaan. Hidup bukan berlilitkan dengan semarak kemegahan dunia yaitu barang-barang mewah. Bahkan membanggakan hal-hal duniawi, yang juga di banggakan dan dikejar oleh orang duniawi.

Barometernya adalah; bila semua harus serba nyaman dan sudah tidak bisa merendah atau merakyat maka pasti ada yang tidak benar. Kalau saja ada pemimpin negara yang menunjukkan hati merakyat dan ingin merendah, maka betapa memalukan kalau ada yang menamakan diri hamba Tuhan dan tidak bisa merakyat. Awas barang palsu!!!!!

Seorang hamba Tuhan yang sudah alami cukup pakai dan makan, harus jadi berkat. Adalah tidak wajar bila dia harus menerima atau mengharapkan persembahan kasih atau amplop. Seorang hamba Tuhan harus menjadi kesaksian hidup kesederhanaan. Kemewahan bukan menjadi jati dirinya, sekalipun berbalut dengan alasan diberkati Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *