Jangan jadi lamban.
“Agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.” Ibrani.6:12
Lamban bukan karena mereka sudah tua sehingga mengurangi waktu gerak tetapi lamban disini bicara Kemalasan. Yaitu pada mereka yang telah kehilangan kecepatannya atau tenaganya serta semangat gerak rohani. Masih bergerak tetapi tidak se cekatan dan agresif dari apa yang ada sebelumnya. Atau seperti sebuah lilin yang menyala terang meski tetap menyala tetapi kemudian tidak seterang sebelumnya, mulai redup.
Jangan kehilangan semangat tetap dalam kepenuhan Roh
- Kemalasan lebih buruk dari malas. Malas adalah suatu masalah mental dan mental. Kemalasan jasmani bisa di usir dengan keinginan keras untuk bangkit atau terjepit oleh masalah. Kemalasan Rohani juga sama.
- Tapi juga lewat lawatan Kuasa Roh Kudus, seseorang bisa alami kebangunan Rohani.
- Kemalasan rohani juga bisa dikoreksi dengan berdiam dalam hadirat Tuhan.
- Terkadang kelihatan kita bergerak begitu rupa dipenampilan luar tetapi ternyata tidak bergerak apa didalam. Mari belajar jujur dalam Tuhan.
“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:” Wahyu.3:14
Laodokia punya semua pengetahuan, tetapi apinya telah mati, akibatnya Laodokia jadi gereja yang suam-suam kuku. Gereja yang jemaatnya datang ke ibadah setiap hari minggu dan hanya akan bergairah apabila ada acara khusus, ada ibadah yang meriah karena Khotbah bergairah dan memotivasi, ada ibadah yang meriah karena semaraknya lagu-lagu pujian yang ditambah dengan permainan lampu yang hebat. Memang alkitab tidak melarang semua itu Tetapi beribadah itu adalah untuk membawa kita lebih dekat pada Tuhan. Bukan membawa kita lebih dekat dengan kedagingan kita. Kalau anak Tuhan datang ke gereja dan tidak mau diubahkan karakter dan pribadinya maka sebenarnya anak Tuhan tersebut menolak untuk serius dengan Tuhan. Jemaat Laodokia adalah jemaat yang pintar dan hebat tetapi pada waktu diajak berubah dan lebih sungguh-sungguh dengan Tuhan lagi maka model jemaat Laodokia akan menolak. Mereka hanya ingin beribadah pada batas-batas tidak mengganggu zona kenyamanan mereka. Mereka ingin beribadah sepanjang mereka nyaman, puas dan senang. Dimata Tuhan, jenis rohani seperti ini adalah jenis rohani suam-suam kuku. Tidak sepenuhnya dan sungguh-sungguh dengan Tuhan.
Zona kenyamanan sangat memperlambat gerak maju rohani banyak orang. Marilah kita belajar nyaman dengan Tuhan dan bukan nyaman dengan kehidupan dunia. Nyaman dipimpin Roh Kudus, bukan nyaman dipimpin oleh gaya hidup dunia saat ini. Nyaman beribadah bukan karena ada apa-apa dalam gereja tetapi karena kita mencari Tuhan.